- Menjelaskan
proses pembentuk tanah di Indonesia
Tanah berasal dari batuan dan zat organik lainnya yang
mengalami pelapukan. Proses pelapukan berlangsung lama, tergantung dari tingkat
kekerasan batuan ataupun zat organik tersebut dan faktor-faktor, baik fisik
maupun kimia. Berubahnya batuan atau zat-zat organik menjadi butir-butir
disebabkan beberapa faktor yaitu :
1. Intensitas pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
2. Batuan yang sudah retak karena pelapukan dipercepat oleh air.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat memecahkan batu-batuan sehingga hancur. Retakan batuan akan dimasuki akar tumbuhan, sehingga ketika akar semakin membesar maka batuan akan terpecah-pecah.
4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap, dan sebagainya yang dapat membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat tertentu yang dapat mengnancurkan batuan.
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.
Jenis tanah di Indonesia bermacam-macam. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia sangat luas dan tenaga endogen maupun yang ada.
1. Intensitas pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
2. Batuan yang sudah retak karena pelapukan dipercepat oleh air.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat memecahkan batu-batuan sehingga hancur. Retakan batuan akan dimasuki akar tumbuhan, sehingga ketika akar semakin membesar maka batuan akan terpecah-pecah.
4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap, dan sebagainya yang dapat membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat tertentu yang dapat mengnancurkan batuan.
5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.
Jenis tanah di Indonesia bermacam-macam. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia sangat luas dan tenaga endogen maupun yang ada.
- Menunjukkan jenis dan
persetaraan tanah pada Indonesia mengklasifikasi jenis tanah di Indonesia
- Aluvial. Berasal dari endapan lumpur yang
dibawa oleh air sungai. Tanah ini bersifat subur. Terdapat di Sumatra bagian
timur, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian Selatan, dan Papua bagian selatan
- Vulkanis. Berasal dari pelapukan batuan vulkanis. Tanah ini sangat subur. Terdapat di Garut, Bandung (Jawa), Sumatra, dan Bali
- Humus (Bunga tanah). Berasal dari pembusukan tumbuhan, warnanya hitam, dan subur
- Latent. Tanah yang banyak mengandung zat besi dan alumunium, berwarna merah, tidak subur
- Kapur. Tanah ini terdapat di daerah pegunungan kapur. Tidak subur, dapat ditanami pohon jati. Terdapat di pegunungan kendeng (Jateng), Pegunungan seribu (Yogyakarta)
- Podzolik. Berasal dari pelapukan batu kuarsa, berwarna kuning atau kuning kelabu. Bersifat basah jika terkena air. Terdapat di Nusa Tenggara
- Pasir. Tanah ini miskin unsur hara, kadar air sangat sedikit. Terdapat di Sumatera Barat, Jawa Timur, Pantai Parangtritis
- Organosal. Tanah yang terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah. Terdapat di daratan timur Sumatra, Pantai Kalimantan bagian timur
- Vulkanis. Berasal dari pelapukan batuan vulkanis. Tanah ini sangat subur. Terdapat di Garut, Bandung (Jawa), Sumatra, dan Bali
- Humus (Bunga tanah). Berasal dari pembusukan tumbuhan, warnanya hitam, dan subur
- Latent. Tanah yang banyak mengandung zat besi dan alumunium, berwarna merah, tidak subur
- Kapur. Tanah ini terdapat di daerah pegunungan kapur. Tidak subur, dapat ditanami pohon jati. Terdapat di pegunungan kendeng (Jateng), Pegunungan seribu (Yogyakarta)
- Podzolik. Berasal dari pelapukan batu kuarsa, berwarna kuning atau kuning kelabu. Bersifat basah jika terkena air. Terdapat di Nusa Tenggara
- Pasir. Tanah ini miskin unsur hara, kadar air sangat sedikit. Terdapat di Sumatera Barat, Jawa Timur, Pantai Parangtritis
- Organosal. Tanah yang terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah. Terdapat di daratan timur Sumatra, Pantai Kalimantan bagian timur
Dilihat dari kesuburannya tanah dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
1. Tanah muda. Berwarna abu-abu banyak mengandung zat hara.
2. Tanah tua. Berwarna coklat keabu-abuan, cukup zat hara
3. Tanah mati. Berwarna merah, tidak mengandung zat hara.
1. Tanah muda. Berwarna abu-abu banyak mengandung zat hara.
2. Tanah tua. Berwarna coklat keabu-abuan, cukup zat hara
3. Tanah mati. Berwarna merah, tidak mengandung zat hara.
- Menganalisis proses terjadinya
erosi tanah
Tidak
ada penyebab utama erosi tanah, proses erosi tanah melibatkan banyak faktor,
beberapa disebabkan oleh alam dan beberapa disebabkan oleh manusia
Erosi Tanah Disebabkan Ulah
Manusia
Exploitasi
alam yang dilakukan oleh manusia merupakan salah satu penyebab erosi tanah,
yang terus meningkat selama satu dekade terakhir ini.
Aktivitas
manusia, seperti sistem pertanian yang buruk, deforestasi atau penggundulan hutan,
pembukaan lahan untuk keperluan pertanian & konstruksi, konstruksi
bendungan & pengalihan alur sungai, serta penambangan hanyalah sebagian
dari berbagai aktivitas manusia yang secara langsung atau tidak langsung
merusak alam, sehingga membuat alam lebih rentan terhadap erosi.
Penyebab-Penyebab Alami Erosi
Tanah
Kemiringan lereng
Kemiringan
lereng adalah faktor penting dalam erosi tanah. Lebih curam kemiringannya,
lebih tinggi kemungkinan terjadi erosi. Faktor ini memiliki peran penting dalam
erosi air, erosi glasial, dan erosi gravitasi.
Karakteristik Tanah
Kerentanan
tanah terhadap erosi juga bergantung pada karakteristik fisik dan kimiawi tanah
tersebut. Jenis tanah berbeda memiliki karakteristik yang berbeda juga.
Tekstur, struktur, kemampuan retensi air, dll memiliki peran penting dalam
menentukan apakah tanah rentan terhadap erosi. Faktor ini berpengaruh pada
semua jenis erosi yang telah disebutkan diatas.
Aliran air
Siklus
hidrologi terutama aliran di permukaan dan aliran bawah tanah memainkan peran
penting dalam erosi tanah. Variasi dalam kecepatan dan jenis aliran mempengaruhi
gradien erosi tanah. Faktor ini mempengaruhi erosi air dan terkadang erosi
glasial.
Iklim
Iklim
menentukan tingkat curah hujan dan kecepatan angin. Curah hujan yang lebih
tinggi berarti meningkatnya aliran air di permukaan, meningkatnya aliran air
berarti daerah lebih rawan terhadap erosi. Demikian pula kecepatan angin yang
lebih tinggi menyebabkan daerah lebih rentan terhadap erosi. Faktor iklim
mempengaruhi erosi angin dan erosi air.
- Menganalisis dampak kerusakan
tanah terhadap kehidupan
1. Penurunan produktivitas tanah
2. Kehilangan unsur hara
(nutrient) yang diperlukan tanaman
3. Kualitas tanaman mengalami
penurunan
4. Laju infiltrasi dan kemampuan
tanah menahan air berkurang
5. Struktur tanah menjadi rusak
6. Lebih banyak tenaga yang
diperlukan untuk mengolah tanah
7. Erosi gully dan tebing
(longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi sehingga mengurangi luas tanah yang
dapat ditanami.
8. Pendapatan petani semakin
berkurang
- Mengdentifikasi usaha-usaha
untuk mencegah kerusakan tanah
Ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kerusakan tanah,
diantaranya:
1.
Metode Vegetatif
2.
Metode Mekanik
Metode vegetatif adalah pemanfaatan
tanaman/tumbuhan sebagai alat untuk mengurangi tingkat erosi pada tanah. Metode
vegetatif ada bermacam-bermacam yaitu
Reboisasi: Penanaman kembali lahan yang
sudah gundul/kritis.
Contour Strip
Cropping:
Penanaman tanaman mengikuti jalur kontur/ketinggian. Fungsinya untuk mengurangi
laju erosi di permukaan tanah.
Crop Rotation: Sistem pergiliran tanaman
dalam satu lahan, setiap musim.
Metode mekanik adalah upaya yang dilakukan
pada tanah (perekayasaan) untuk meningkatkan
produktivitas tanah itu sendiri. Metode mekanik yang sering dilakukan
diantaranya
Terassering: Pembuatan teras-teras pada
tanah yang miring.
Irigasi: Pembuatan saluran air buatan
pada lapisan tanah.
Guludan: Tumpukan tanah yang dibuat
memanjang searah garis kontur atau memotong lereng untuk menahan erosi.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar